Mengenali
Tanda-Tanda Autisme pada Anak
Autisme atau autis merupakan suatu gangguan perkembangan yang
sangat kompleks pada anak. Secara umum, mulai tampak pada usia 3 tahun. Namun
dalam beberapa kasus, pada usia 6 bulan sampai usia 1 tahun gejala autism sudah
dapat terlihat.
Prevalensi atau peningkatan jumlah penderita autis
di dunia saat ini mencapai 15 -20 kasus per 10.000 anak atau berkisar 0,l5-0,20%.
Jika angka kelahiran di Indonesia 6 juta per tahun maka jumlah penyandang autis
di Indonesia bertambah 0,15% atau 6.900 anak per tahunnya.
Menurut Direktur Bina Kesehatan Jiwa
Kementerian Kesehatan, Diah Setia, jumlah penderita autis pada tahun 2013 diperkirakan
terdapat 112.000 anak di Indonesia menyandang autisme, pada rentang usia
sekitar 5-19 tahun.
Hingga saat ini, penyebab autis belum diketahui
secara pasti dan belum ada obat yang dapat menyembuhkannya. Namun, deteksi dan
penanganan dini akan membantu perbaikan perkembangan anak penyandang autis.
Menurut Gayatri Pamudjie, SE, MHc, Ketua Masyarakat Peduli Autis Indonesia (MPATI),
volunteer peduli autis yang juga memiliki seorang anak penyandang autis, ada tujuh
pertanyaan yang dapat dijadikan landasan untuk mendiagnosa kemungkinan anak
menderita autism, yaitu:
1. Apakah
memiliki rasa tertarik pada anak lain?
2. Apakah
anak pernah menggunakan telunjuknya untuk menunjukan rasa tertariknya pada
sesuatu.
3. Apakah
anak memberikan reaksi waktu anamanya dipanggil?
4. Apakah
anak mampu melakukan kontak mata 1-2 detik?
5. Apakah
anakmau meniru ibunya atau pengasuhnya, misalnya saat membuat raut wajah
tertentu?
6. Apakah
anak pernah bermain “sandiwara”, misalnya berpura-pura menyuapi boneka atau
berpura-pura menelpon?
7. Bila
ibu atau pengasuh menunjukkan sesuatu di dalam ruangan, apakah anak member respon
pada objek yang ditunjuk?
Ketujuh pertanyaan di atas dapat digunakan
untuk melakukan assessmen awal mendeteksi kemungkinan anak menderita autis. Bila
2 dari 7 pertanyaan di atas dijawab tidak, maka kemungkinan anak berpeluang
menyandang autis. Tidak semua anak yang berpeluang menyandang autis memenuhi
kriteria autis. 7 ciri utama ini digunakan agar orangtua dan guru waspada untuk
segera memeriksa dan mendiagnosa anak yang berpeluang autis. Bila orangtua
sudah bisa mendeteksi gejala autisme secara dini, maka peluang untuk membantu
anak autis menjadi mandiri akan semakin besar.
Selain itu, menurut Dr Rudy Sutadi Dan Kid ABA gejala-gejala autisme akan tampak makin jelas setelah anak mencapai usia 3 tahun, yaitu berupa:
1. Gangguandalam bidang komunikasi
verbal maupun non-verbal:
- terlambat bicara,
- meracau dengan bahasa yang tak dapat
dimengerti orang lain,
- kalaupun mulai bisa mengucapkan
kata-kata namun ia tak mengerti artinya,
- bicara tidak dipakai untuk
komunikasi,
- banyak meniru atau membeo
(echolalia),
- bila menginginkan sesuatu ia menarik
tangan yang terdekat dan memperlakukan tangan tersebut sekedar sebagai alat
untuk melakukan sesuatu untuknya.
2. Gangguan dalam bidang interaksi
sosial:
- menolak/menghindar untuk bertatap
mata,
- tak mau menengok bila dipanggil,
- seringkali menolak untuk dipeluk,
- tak ada usaha untuk melakukan
interaksi dengan orang malah lebih asik main sendiri,
- bila didekati untuk diajak main ia
malah menjauh.
3. Gangguan dalam bidang perilaku :
- Pada anak autistik terlihat adanya
perilaku yang berlebihan (excessive)
dan kekurangan (deficient).
- Contoh perilaku yang berlebihan
adalah : adanya hiperaktivitas motorik, seperti tidak bisa diam, lari
kesana-sini tak terarah, melompat-lompat, berputar -putar, memukul-mukul pintu
atau meja, mengulang-ulang suatu gerakan tertentu.
- Contoh perilaku yang kekurangan
adalah : duduk diam bengong dengan tatap mata yang kosong, bermain secara
monoton dan kurang variatif secara berulang-ulang, duduk diam terpukau terhadap
sesuatu hal misalnya bayangan, atau benda yang berputar.
- Kadang-kadang ada kelekatan/asyik
pada benda tertentu, seperti sepotong tali, kartu, kertas, gambar, gelang karet
atau apa saja yang terus dipegangnya dan dibawa kemana-mana. Perilaku yang
ritualistik sering terjadi.
4. Gangguan dalam bidang
perasaan/emosi :
- Tidak ada atau kurangnya rasa
empati, misalnya melihat anak menangis ia tidak merasa kasihan melainkan merasa
terganggu dan anak yang sedang menangis tersebut mungkin didatangi dan dipukul.
- Tertawa-tawa sendiri, menangis atau
marah-marah tanpa sebab yang nyata.
- Sering mengamuk tak terkendali (temper tantrum), terutama
bila tidak mendapatkan apa yangdiinginkan, bahkan bisa menjadi agresif dan
destruktif.
5. Gangguan dalam persepsi sensoris :
- Mencium-cium, menggigit atau menjilat
mainan atau benda apa saja,
- bila mendengar suara keras langsung
menutup telinga.
- Tidak menyukai rabaan atau pelukan.
- Merasa sangat tidak nyaman bila
memakai pakaian dari bahan yang kasar.
Sama
halnya dengan 7 pertanyaan yang digunakan untuk deteksi awal kemungkinan autis,
gejala-gejala yang digambarkan di atas tidak harus ada semua pada setiap anak
penyandang autisme. Pada seorang anak mungkin hampir semua gejala di atas ada,
tapi pada anak lainnya mungkin hanya terdapat sebagian saja dari gejala di
atas.
(Sumber
bacaan disarikan dari berbagai sumber)