Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

This is default featured slide 1 title

Easy to customize it, from your blogger dashboard, not needed to know the codes etc. Video tutorial is available, also a support forum which will help to install template correctly. By DeluxeTemplates.net

This is default featured slide 2 title

Easy to customize it, from your blogger dashboard, not needed to know the codes etc. Video tutorial is available, also a support forum which will help to install template correctly. By DeluxeTemplates.net

This is default featured slide 3 title

Easy to customize it, from your blogger dashboard, not needed to know the codes etc. Video tutorial is available, also a support forum which will help to install template correctly. By DeluxeTemplates.net

This is default featured slide 4 title

Easy to customize it, from your blogger dashboard, not needed to know the codes etc. Video tutorial is available, also a support forum which will help to install template correctly. By DeluxeTemplates.net

This is default featured slide 5 title

Easy to customize it, from your blogger dashboard, not needed to know the codes etc. Video tutorial is available, also a support forum which will help to install template correctly. By DeluxeTemplates.net

Senin, 31 Desember 2018

Senangnya dibacain buku....


'Kakak... bacain aku buku dong...! " ujar Faqih setengah berteriak masuk ke rumah kakak Zahra.,


Faqih, 4 tahun, siswa kelas A PAUD Rumah Cendekia, Bogor  ini datang ke rumah Kak Zahra, tetangganya, minta dibacain buku. Biasanya dia dibacakan buku oleh ibunya. Tapi karena ibunya masih repot memasak, sang ibu menyuruh Faqih main ke rumah Kakak minta tolong kakak yang membacakan buku.

Semenjak adanya program literasi keluarga di sekolahnya, Faqih sekarang jadi sangat senang berinteraksi dengan buku. Tidak cuma saat berada di rumah dengan orang tuanya Faqih minta dibacakan buku, tapi juga Faqih senang minta dibacakan buku oleh tetangganya, terutama keluarga Kakak Zahra yang memang sehari-hari sangat dekat dengan Faqih. 

Nggak cukup satu buku, biasanya Faqih minta dibacakan beberapa buku sekaligus. Kadang-kadang malah sang Kakak yang nyerah, "Udah ah Dek.. Udah ya baca bukunya.. Kakak cape,"  

***
Program Literasi keluarga yang saat ini tengah marak disosialisasikan di lembaga PAUD yang beralamat di Perumahan Bukit Asri, Ciomas Bogor ini, bertujuan untuk meningkatkan kecintaan anak-anak untuk membaca buku sejak dini. Program ini diusahakan dapat berjalan secara berkesinambungan baik di sekolah maupun di rumah. 

Di sekolah disediakan fasilitas membaca buku dengan adanya  pojok baca di setiap kelas. Buku-buku di pojok baca sebagian diperoleh dari sumbangan beberapa donatur dan sebagian lagi dibeli dengan kas sekolah. Selain itu, di rumahpun orang tua dimotivasi untuk membuat pojok baca buat anak-anaknya. Pojok baca yang dibuat di rumah tidak harus bagus dan wahh.. Yang penting ada tempat khusus yang menjadi pengingat bahwa anak butuh untuk dibacakan buku oleh orang tuanya. Karena pada prinsipnya pada usia dini anak-anak bisa dibiasakan berinteraksi dengan buku dengan cara orang tuanya yang membacakan buku. Dengan orang tua rutin membacakan buku untuk anak-anaknya, maka masa peka anak-anak untuk membaca lebih cepat muncul. 


Dengan adanya pojok baca ini, serta motivasi yang diberikan kepada anak-anak, saat ini terlihat anak-anak menjadi sangat senang dibacakan buku. Bahkan lebih jauh hal yang menggembirakan adalah anak juga senang membaca buku sendiri sesuai dengan tahapan perkembangannya. 


Seperti hal nya Zendi, siswa kelas B Paud Rumah Cendekia ini juga  sudah semakin akrab dengan buku. 

Saat Zendi Sakit dan di rawat di rumah sakit karena terserang penyakit  typus, Zendi tetap minta dibacakan buku oleh ayahnya. "Bosan di rumah sakit, katanya. 

Buat Zendi membaca buku dapat membuang kebosanannya selama dia berhari-hari di rawat di rumah sakit. 

Setelah pulang dari rumah sakit, saat kontrol ke dengan orang tuanya, sambil menunggu waktu sebelum diperiksa oleh dokter Zendi juga minta orang tuanya membacakan  buku. Untungnya orang tua Zendi sudah mempersiapkan buku-buku dan membawa buku ke rumah sakit. Sehingga Zendi bisa mengisi waktu dengan hal yang bermanfaat sambil menunggu dia diperiksa oleh dokter.
Semangat terus Zendi..!!



Minggu, 30 Desember 2018

Pojok Baca, Sarana bagi Anak untuk Membaca di Rumah dan Sekolah


Untuk memotivasi anak agar lebih tertarik  membaca buku di sekolah, maka PAUD Rumah Cendekia membuat pojok baca baru yang lebih besar dan lebih menarik buat anak-anak. Sebetulnya sebelumnya setiap kelas sudah memiliki pojok baca di masing-masing kelas. Tapi pojok bacanya hanya berupa rak buku yang kecil  dengan beberapa koleksi buku. Tempat duduk anak-anak membaca buku tidak dibuat khusus. Hiasan dan backgroundnya juga seadanya tidak dibuat khusus



Pojok baca yang baru dibuat yang lebih besar dan diperlengkapi koleksi buku-buku baru. Alas duduknya menggunakan matras huruf agar anak-anak bisa nyaman duduk di pojok baca. Selain itu juga dilokasi pojok baca tersebut ditaruh dua buah bantal agar anak-anak bisa membaca dengan santai atau membaca sambil tidur-tiduran. Hiasannya juga dibuat lebih menarik dengan lukisan dinding yang cerah sehingga anak-anak merasa betah untuk duduk dan bermain di pojok baca sekolah. 


Program sekolah harus didukung dan ditindaklanjuti dalam keluarga agar bisa mendapatkan hasil
yang diharapkan. Karena bagaimanapun tidak bisa dipungkiri bahwa waktu anak sehari-hari jauh lebih banyak di rumah bersama keluarga dibandingkan dengan di sekolah. Untuk itulah PAUD Rumah Cendekia melaksanakan program "sinergitas" antara sekolah dan keluarga. 
Kegiatan menumbuhkan minat baca dan literasi keluarga merupakan salah satu program unggulan PAUD Rumah Cendekia, sehingga keluarga dimotivasi secara optimal untuk melaksanakan program ini di rumah. Salah satu bentuk dukungan yang diharapkan adalah keluarga juga membuat pojok baca di rumah utuk anak-anaknya. Semua anggota keluarga, baik ayah, ibu, kakak dan adik diharapkan berkolaborasi untuk membuat pojok baca bagi anak di rumah.

Setelah program ini disosialisasikan dan keluarga diminta untuk merealisasikan, hasil yang diperoleh sangat menggembirakan, karena hampir seratus persen keluarga membuatkan pojok baca untuk anak-anaknya. 


Ternyata kegiatan membuat pojok baca dan membacakan buku kepada anak-anak menjadi suatu kegiatan yang sangat menyenangkan bagi anak-anak. Kedekatan antara orang tua dan anak juga terjalin semakin baik.



Membangun Budaya Membaca Anak Usia Dini di PAUD Rumah Cendekia

PAUD Rumah Cendekia yang berlokasi di Perumahan Bukit Asri Ciomas, Bogor, berkeinginan kuat untuk mengantarkan anak-anak menjadi generasi yang cinta membaca dan cinta ilmu. Hal tersebut dapat dilihat dari visi lembaga,"Mewujudkan generasi robbani yang sehat, kreatif, berwawasan lingkungan dan cinta ilmu."
Untuk mewujudkan harapan tersebut, pada tahun 2017, ditetapkan tema tahunan "Aku Cinta Membaca". Sarana-dan prasarana sekolahpun diperlengkapi untuk mensukseskan tema tahunan tersebut. Beberapa diantaranya adalah menambah koleksi buku dan melengkapi pojok baca di tiap kelas.

Selain itu juga dirancang tema pembelajaran kegiatan yang mendukung tema tahunan tersebut, seperti berkunjung ke perpustakaan, membuat buku sesuai tema dan lain-lain.


Pada tahun ajaran 2018/2019 sekolah juga kembali menetapkan tema tahunan untuk mempertajam semangat cinta membaca ini serta ditambah dengan tema lingkungan, yaitu "Cinta Buku dan Cinta Lingkungan". Tiap hari Rabu setiap minggu dijadikan sebagai hari khusus kegiatan membacakan buku untuk anak-anak serta kegiatan berkebun. Untuk menumbuhkan minat baca anak-anak tersebut orang tua dilibatkan secara optimal. orang tua diminta jadi relawan membacakan buku buat anak-anak di sekolah.


Pada awal tahun 2018, saat Program Gernas Baku (Gerakan Nasional Orang Tua Membacakan Buku) diluncurkan oleh Direktorat pembinaan Pendidikan Keluarga, Paud Rumah Cendekia sangat antuasia untuk mengikuti program tersebut. Dengan mengikuti program Gernas Baku ini diharapkan menambah motivasi baik sekolah maupun orang tua untuk  membimbing anak-anak menjadi generasi cinta baca dan cinta ilmu.
Semoga bisa terwujud. Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin.

Sabtu, 29 Desember 2018

Apresiasi Gernas Baku

Alhamdulillah...
PAUD BAI Rumah Cendekia berhasil mendapatkan Penghargaan Nasional Apresiasi Kegiatan Gernas Baku (Gerakan Nasional Orang Tua Membacakan Buku) dari Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga,  Direktorat Jenderal PAUD dan Dikmas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.


Paud Rumah Cendekia terpilih sebagai Penyelenggara terbaik Kategori Kelompok Bermain di Provinsi Jawa Barat dan berhak memperolah hadiah uang pembinaan sebesar Rp. 15 juta rupiah.
 
Paud Rumah Cendekia juga mendapatkan kesempatan mengikuti Bimtek Gernas Baku di Yogyakarta pada tanggal 17-20 September 2018. 

Selamat dan sukses !!!!
Semoga jadi motivasi untuk membangun budaya literasi terutama pada anak-anak sejak usia dini


Program Gernas Baku di PAUD Rumah Cendekia, Ciomas, Bogor


DINAMIKA KEGIATAN “SEMARAK GERNAS BAKU”
 DI PAUD BAI RUMAH CENDEKIA
CIOMAS, BOGOR, JAWA BARAT
SABTU, 5 MEI 2018

Kegiatan Gerakan Nasional Orang Tua Membacakan Buku (Gernas Baku) yang puncaknya dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2018, merupakan kegiatan yang digagas oleh Direktorat Pendidikan Keluarga, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan republic Indonesia. Gerakan ini dilakukan untuk mendukung inisiatif keluarga dalam meningkatkan minat baca anak melalui pembiasaan, baik di rumah, di satuan PAUD maupun dimasyarakat. Orang tua, warga sekolah maupun masyarakat diharapkan terlibat aktif mendukung gerakan ini.
Melalui Gernas Baku ini, dengan membangun kebiasaan orang tua  membacakan buku untuk anak-anaknya, diharapkan dapat mempererat hubungan emosional antara anak dan orang tua dan juga diharapkan dapat menumbuhkan minat baca anak sejak dini. Karena dalam  era digital saat ini, tantangan meningkatkan  minat baca anak cukup berat. Dari hasil survey BPS tahun 2015, sebanyak 91,47% anak usia sekolah lebih suka menonton televisi, dan hanya 13,11% anak yang suka membaca. Padahal kemampuan literasi merupakan salah satu unsur penting dalam kemajuan sebuah negara di era globalisasi ini.
Kegiatan Gernas Baku yang digagas oleh Direktorat Pendidikan Keluarga Kemendikbud ini disambut sangat antusias oleh segenap komponen di Paud BAI Rumah Cendekia,.  Lembaga pendidikan anak usia dini yang beralamat di Perumahan Bukit Asri Blok B15 No. 11B, Ciomas Bogor, Jawa Barat ini dari awal sudah berkomitmen untuk mewujudkan anak-anak yang cinta membaca sejalan dengan visi lembaganya Mewujudkan Generasi Qur’ani, Mandiri dan Cinta Ilmu. Salah satu penjabaran dari visi “cinta ilmu” dari lembaga ini adalah mewujudkan anak-anak yang dekat dengan buku serta senang membaca. Karena itu, tahun ajaran 2017/2018 di PAUD BAI Rumah Cendekia telah dicanangkan sebagai ”Tahun Buku” . Pencanangan tahun 2017/2018 sebagai “Tahun Buku” diikuti dengan program kegiatan di PAUD Rumah Cendekia yang mendukung yaitu antara lain salah satu tema pembelajaran di tahun ajaran 2017/2018 ini adalah “Aku Senaang Membaca”. Kegiatan outing class juga dirancang untuk mendukung program “Tahun Buku” yang salah satu kegiatannya adalah berkunjung ke Perpustakaan Daerah Kota Bogor pada akhir tahun 2017. Selain itu dalam kegiatan pada tema pembelajaran yang lain selalu diupayakan agar konsep “Cinta Buku” tertanam dalam diri anak-anak. Perpustakaan dan pojok baca juga diadakan di masing-masing kelas agar memudahkan anak untuk membaca buku dalam kegiatan keseharian.
Pelaksanaan Gernas Baku di PAUD Rumah Cendekia dilakukan dalam beberapa tahapan. Tahapan pertama dimulai dengan sosialisasi pada bulan April sampai dengn 4 Mei 2018, dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan puncak pada  hari Sabtu, tanggal 5 Mei 2018. Setelah penyelenggaran kegiatan  puncak pada tsnggsl 5 Mei 2018,  kegiatan Gernas Baku dilanjutkan dengan  tahapan berikutnya  yang merupakan bentuk Rencana Kegiatan Tindak Lanjut (RKTL) Gernas Baku setelah tanggal 5 Mei 2018 dan  berkelanjutan sampai saat ini..  Semua rangkaian kegiatan ini melibatkan orang tua siswa, guru, pengelola, pengurus yayasan serta siswa-siswi PAUD Rumah Cendekia.

Tahapan Soaialisasi dan Persiapan
Sosialisasi Gernas Baku di PAUD BAI Rumah Cendekia dilaksanakan dalam beragam kegiatan. Diawali dengan penyebaran informasi kegiatan Gernas Baku secara langsung ataupun melalui media sosial kepada orang tua, guru, pengurus yayasan dan juga para siswa. Selanjutnya di PAUD juga dilakukan optimalisasi dan pembenahanPojok Baca yang sudah ada di masing-masing kelas. Anak-anak juga dimotivasi lagi untuk berinteraksi dengan buku dalam rangka menyambut dan mensukseskan Gernas Baku.
Kegiatan sosialisasi lain yang dilakukan adalah kegiatan Parenting pada tanggal 27 April 2018.. Parenting terutama ditujukan untuk orang tua dan pengurus yayasan. Dalam kegiatan parenting yang diisi oleh ibu Irna, S.TP, M.Pd sebagai nara sumber sekaligus adalah Kepala Sekolah PAUD RumahCendekia, dijelaskan tentang manfaat membaca serta membaca dikaitkan dengan tahapan perkembangan anak. Disampaikan juga bahwa saat ini banyak terjadi kekeliruan dari orang tua ataupun guru yang mengajarkan calistung kepada anak dengan cara tidak tepat dan tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak. Kekeliruan dalam pengajaran Calistung tersebut dapat berakibat negatif  terhadap perkembangan anak. Padahal yang seharusnya dilakukan oleh orang tua adalah menstimulus kecintaan anak untuk membaca dengan berbagai cara yang menarik termasuk di antaranya dengan cara membacakan buku untuk anak-anaknya.

Setelah kegiatan Parenting dilaksanakan, diadakan sesi khusus untuk orang tua membahas tahapan Gernas Baku secara detil mulai dari persiapan, kegiatan puncak dan RKTL Gernas Baku. Hal ini penting sekali dilakukan karena keterlibatan orang tua mutlak sangat dibutuhkan agar Gernas baku  ini bisa berkelanjutan. Dengan orang tua paham tujuan dan tahapan Gernas Baku ini, diharapkan akan menggugah kesadaran mereka akan pentingnya peran orang tua untuk membacakan buku bagi anak-anaknya, sehingga tujuan dari Gernas Baku benar-benar dapat direalisasikan.
Pertemuan parenting dan sosialisasi juga diisi dengan tutorial teknik bercerita yang menarik buat anak-anak. Orang tua dalam kesempatan tersebut diajarkan cara membuat  boneka jari sederhana yang dapat digunakan saat membacakan buku kepada anak-anaknya.
Sebagai tindak lanjut kegiatan sosialisasi di sekolah, orang tua dimotivasi untuk menyediakan buku sendiri yang akan dibacakan pada Gernas baku. Orang tua juga disarankan untuk pergi ke toko buku dengan anaknya, membeli buku yang akan dibacakan orang tuanya pada saat Gernas Baku. Kegiatan membeli buku sebetulnya tidak wajib, anak-anak diizinkan membawa buku yang sudah dimiliki di rumah, bahkan kalau tidak memiliki buku di rumah boleh menggunakan buku yanga ada di sekolah. Tapi bagi yang memungkinkan, kegiatan pergi ke toko buku sangat disarankan. Hal ini bertujuan agar kegiatan Gernas Baku dapat memberikan kesan yang mendalam bagi anak, bahkan sampai dia besar nantinya.
Sebelum Puncak kegiatan Gernas Baku di tanggal 5 Mei, sekolah  menyarankan sekali agar orang tua mulai melakukan kegiatan pendahuluan dengan  membacakan buku di rumah untuk anak-anaknya. Untuk lebih memotivasi, Foto-foto kegiatan pendahuluan Gernas Baku , baik kegiatan memmbeli buku di toko buku ataupun  membacakan buku di rumah dikirimkan ke grup WA sekolah. 

Untuk lebih memotivasi anak-anak datang pada kegiatan Gernas Baku, maka sekolah juga mencetak undangan khusus untuk anak-anak, selain undangan kepada orang tua. Undangan yang khusus ditujukan kepada anak tersebut, didesain semenarik mungkin serta berwarna, sehingga anak-anak sangat senang menerima undangan tersebut. Perlengkapan lain yang juga dicetak untuk mendukung terselenggaranya kegiatan Gernas baku adalah spanduk dan stiker Gernas baku.

Kegiatan Puncak Gernas Baku, 5 Mei 2018
Penyelenggaraan kegiatan puncak Gernas Baku di PAUD BAI Rumah Cendekia dilakukan sesuai juknis Pelaksanaan Gernas Baku yaitu pada tanggal 5 Mei 2018, mulai jam 07.30-09.00 WIB. Kegiatan ini dilakukan di lingkungan sekolah baik di dalam maupun di luar ruangan belajar. Kegiaatan pembukaan dilaksanakan di saung yang terdapat di halaman sekolah. Sementara untuk kegiatan orang tua membacakan buku, orang tua diberikan kebebasan untuk memilih tempat yang paling nyaman.
Kegiatan diawali dengan penyambutan dan mengisi buku tamu kegiatan. Kemudian orang tua dan anak diminta untuk menuliskan buku yang dibacakan. Kegiatan pembukaan dimulai pukul 08.10 WIB, diawali dengan pengarahan dari kepala sekolah, doa bersama, menyanyikan lagu Indonesia raya serta menyanyikan lagu Gernas Baku bersama-sama. Setelah acara pembukaan dilanjutkan dengan acara inti orang tua membacakan buku yang dibawa dari rumah kepada anak-anaknya. Orang tua dan anak bebas memilih tempat untuk membaca buku.  Ada orang tua yang membacakan buku di ayunan, di perosotan, di tempat tidur di ruang sentra main peran, bahkan ada juga yang membacakan buku di kebun sekolah.

Setelah selesai membacakan buku, anak dan orang tua kembali berkumpul di saung untuk penutupan. Dalam acara penutupan disampaikan penguatan terhadapa kegiatan Gernas Baku yang telah dilaksanakan. Dilanjutkan dengan testimoni orang tua terhadap acara yang telah dilakukan. Testimoni disampaikan oleh Ayah Afkar dan Bunda Arkan. Para orang tua menyatakan sangat senang dan sangat mendukung acara yang dilakukan dan berharap acara gernas baku ini dapat dilakukan secara berkelanjutan. Dalam acara penutupan disampaikan Rencana kegiatan Tindak Lanjut (RKTL) yang akan dilaksanakan.

Rencana Kegiatan Tindak lanjut (RKTL)
Saat penutupan acara puncak Gernas Baku, disepakati beberapa rencana tindak lanjut setelah Gernas Baku yang ingin direalisasikan. Rencana tersebut adalah : Pertama orang tua berkomitmen untuk mulai rutin membacakan buku terhadap anak-anaknya, kedua orang tua sangat dianjurkan untuk mengajak anaknya mengunjungi perpustakann daerah ataupun kegiatan pameran buku. Dalam waktu dekat dianjurkan agar orang tua dan anak untuk berkunjung ke pameran buku Bogor Islamic Book Fair pada pertengahan Mei 2018 yang dilaksanakan di bogor Trade Mall. Ketiga direncanakan untuk melaksanakan kegiatan orang tua membacakan buku pada anak di sekolah dilakukan secara kontinyu, bisa setiap tiga bulan atau enam bulan sesuai dengan kesepakatan. Keempat orang tua dan anak menyebarluaskan informasi Gernas Baku dengan menyebarkan stiker Gernas Baku yang sudah disediakan sekolah baik di rumah ataupun di tempat-tempat lain yang memungkinkan.
Selanjutnya dari sekolah juga meminta kepada orang tua untuk menjadi relawan membacakan buku kepada anak-anak di sekolah. Kegiatan ini mulai direalisasikan pada hari Selasa tanggal 8 Mei 2018, dimana pada hari tersebut Bunda Zubair membacakan buku kepada anak-anak di sekolah. Kegiatan ini diharapkan nanti dapat dilaksanakan secara berkelanjutan.

Kisah-kisah Seru Seputar Genas Baku
“Abi harus ke sekolah besok ya. Kata Bu Guru Abi harus datang besok ke sekolah untuk Gernas Baku,” kata Caca siswa kelas A Paud Rumah Cendekia, sore jum’at tanggal 4 Mei 2018 di tempat kerja ayahnya. Sore itu Caca sengaja meminta Uminya untuk mengantarkannya ke tempat kerja Abinya di Kampus IPB Baranangsiang hanya karena  Caca ingin memastikan bahwa  Abinya akan mengikuti Gernas Baku di hari Sabtu tanggal 5 Mei 2018. Malam harinya Caca sibuk menyiapkan buku yang akan dibaca sampai-sampai nyaris nggak bisa tidur karena ingin segera ke sekolah bersama Abi untuk ikut Gernas baku.
Beda lagi ceritanya dengan Irfan, siswa kelas B Paud Rumah Cendekia. Sebetulnya keluarga Irfan  Sabtu tanggal 5 Mei tersebut harus berangkat ke Jakarta karena ada bibi dari ibunya yang sakit. Bunda Irfan sudah  memberitahukan kepada guru bahwa hari ini tidak bisa ikut kegiatan Gernas Baku karena harus ke Jakarta. Namun Irfan ternyata bersikeras tidak mau ikut ayah dan Bundanya ke Jakarta sebelum Gernas Baku dulu ke sekolah. Kata Irfan,”Irfan dapat undangan Bunda, jadi Irfan harus berangkat ke sekolah karena sudah diundang sama Bu Guru,”. Alhamdulillah, ternyata ada hikmahnya Bu Guru mendesain undangan yang bagus dan khusus untuk anak-anak sehingga mereka merasa sangat diistimewakan telah diundang secara khusus dan harus memenuhi undangan bu guru.
Saat sosialisasi juga ada cerita yang tak kalah menarik seperti yang diceritakann Bunda Afkar.  Karena sekolah menyarankan orang tua untuk membawa anaknya ke toko buku dan membacakan buku untuk anaknya sebelum Gernas Baku, kemudian didokumentasikan dan dishare di grup WA sekolah, sehingga grup WA sekolah sangat semarak dengan foto-foto kegiatan tersebut.  Bunda Afkar mempelihatkan foto-foto tersebut kepada Afkar dan adiknya Afnan. Afkar dan Afnan sangat senang dan bersemangat minta kepada Bundanya malam-malam  itu untuk membaca buku.
Hanya  beberapa penggalan kisah di atas yang dapat dituliskan di ruang yang sangat  terbatas ini, walaupun sebetulnya masih banyak cerita lain terkait Gernas Baku di PAUD Rumah Cendekia Ciomas Bogor. Namun dari beberapa penggalan kisah di atas dapat dilihat bahwa ternyata kegiatan membaca buku dapat menjadi sangat menarik bagi anaak-anak bila dirancang dan dikemas secara kreatif.  Mudah-mudahan penggalan kisah di atas dapat menjadi inspirasi kita semua untuk melakukan hal-hal yang lebih kreatif sehingga anak-anak kita akan menjadi generasi yang cinta membaca dan  kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa yang akan menjadi semakin baik. Aamiin..!
Lanjutkan GERNAS BAKU..!!

Bogor, 10 Mei 2018

Jumat, 01 Juli 2016

Neraka yang BahanBakarnya Manusia dan Batu



Neraka yang Bahan Bakarnya Manusia dan Batu
Saat wafatnya petinju legendaris Muhammad Ali beberapa waktu yang lalu, ada salah satu ungkapan Muhammad Ali yang cukup banyak dikutip media sosial yang membuat saya merasa merinding:
“Saya tidak merokok, tapi saya selalu membawa korek api di kantong celana. Setiap kali saya tergerak untuk bermaksiat, maka saya bakar satu batang korek api dan saya rasakan panasnya di telapak tangan. Saya pun berkata dalam hati, “Wahai Ali, menahan panasnya korek apai ini saja kamu tidak sanggup, bagaimana pula dengan dahsyatnya api neraka (Muhammad Ali 1942-2016).
Masyaallah, sebuah kesadaran yang sungguh menggugah dari seorang muallaf yang hidup di tengah-tengah dominasi non muslim. Lalu bagaimanakah neraka yang sangat ditakuti Muhammad Ali dengan sepenuh kesadaran dalam kesehariannya itu (semoga kita juga mempunyai kesadaran yang sama)?
Dalam surat Attahrim ayat 6 (QS 66:6), Allah berfirman, “Quu anfusakum wa ahliikum naara, wa quuduhannaasa wal hijarah…..”, yang artinya : “Selamatkanlah dirimu dan keluargamu dari api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu…”
**
Kemajuan teknologi dan kemudahan mengaksesnya telah membuat manusia dengan sangat gampang terhubung dengan hal apapun dan di manapun. Kemjuan teknologi menwarkan banyak kemuadahan dan peluang. Namun sebaliknya, kemajuan teknologi juga ternyata telah banyak merusak tatanan kehidupan. Menghancurkan sendi-sendi moral, agama dan etika.
Satu hal lebih mengkhawatirkan adalah rusaknya akhlak generasi anak-anak muslim. Kehancuran generasi serasa berada di ambang pintu. Media masa silih berganti memberitakan kejahatan yang menimpa anak-anak. Namun yang lebih menyedihkan justru adalah banyaknya kejahatan yang pelakunya justru anak-anak seperti kasus tawuran, pembunuhan sampai kejahatan seksual. Bahkan kejahatan seksual yang sangat mengerikan yang disebut-sebut oleh beberapa pihak sebagai kejahatan seksual paling sadis yang menimpa Eno Parihah baru-baru ini dilakukan oleh pelaku yang masih terkategori anak-anak..  
Lalu kenapa saat ini anak-anak semakin gampang terprovokasi melakukan kejahatan?
Yee-Jin Shin, seorang psikiatri asal Korea Selatan mensinyalir dunia digital menjadi penyebab utama timbulnya perilaku antisosial pada anak-anak yang mengkhawatirkan saat ini. Koneksi internet yang sangat gampang diakses, game online dan media sosial telah menciptakan dunia maya yang begitu luas. Dan semua itu saat ini seringkali difasilitasi orang tua ada di tangan anak.
Kesuksesan anak di dunia maya justru menyebabkan mereka terjauh dari dunia nyata. Anak mengalami kesulitan bersosialisasi. Anak merasa “dunia maya” itulah yang menjadi “dunia nyata”nya. Di dunia maya anak dapat berlaku sesukanya. Dia dapat memaki, menghina, menuliskan kata-kata kasar tanpa ada kontrol sosial. Kondisi semakin parah dengan konten yang terkandung  pada media internet. Mulai dari konten porno pada game online sampai pada situs-situs pornografi yang dengan sangat gampang untuk diakses. Psikolog Elly Risman mengemukakan bahwa tingkat kecanduan terhadap pornografi lebih berbahaya dari kecanduan narkoba. Apalagi kalau dilihat dari dampak sosialnya karena pencandu pornografi secara membutuhkan obyek untuk pelampiasan hasrat seksualnya.
Yee-Jin Shin dalam bukunya “Mendidik Anaka di Era Digital“ menuliskan bahwa adalah salah kaprah bila orang tua terlalu dini memperkenalkan dunia digital kepada anak-anak. Masa kanak-kanak adalah masa pematangan kecerdasan emosional dan mengembangkan kemampuan bersosialisasi serta koomunikasi.  Yee menyebutkan selama mungkin anak diperkenalkan dengan dunia digital akan semakin baik. Perlu digarisbawahi bahwa sebelum usia dua tahun anak tidak perlu sama sekali dilibatkan dengan dunia digital, termasuk dengan televisi. NAECY, organisasi pendidikan anak usia dini Amerika menegaskan di atas usia dua tahun anak-anak hanya boleh menonton televisi maksimal dua jam sehari dengan memberikan jeda yang memadai kepada anak. Ada fakta yang sangat menarik yang ditulis Yee dalam buku di atas, bahwa ternyata  para petinggi dan penemu teknologi internet di Silicon Valley mengirimkan anak-anak mereka ke sekolah yang tidak memperkenalkan internet sama sekali sampai anak-anak mereka usia SMP.
Namun sayang, yang kita temukan hari ini adalah anak-anak kita terinfeksi dunia digital dan internet terlalu dini, termasuk juga dengan televisi dan play station. Kita menyimpan teknologi di telapak tangan mereka di saat mereka belum matang untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Saat mereka seharusnya lebih banyak bergerak dan menyalurkan energi mereka yang berlebih, mereka justru asyik menyendiri dan terbenam dalam dunia digitalnya. Hal ini justru berakibat mereka menyalurkan energy untuk hal yang tidak tepat.
Lalu bagaimanakah pertanggungjawaban orang tua sebagai pemegang amanah sekaligus pelindung dan penyelamat keluarga agar terhindar dari api neraka, yang bahan bakarnya secara  nyata disebutkan Allah SWT adalah manusia dan batu? Sementara panasnya nyala korek api saja belum tertanggungkan bagi kita untuk memegangnya seperti yang diungkapkan oleh Muhammad Ali di atas.
Kurangnya ilmu dalam mendidik anak, merupakan salah satu sebab ketidaktepatan orang tua dalam mendidik anak. Orang tua merasa aman-aman saja, membiarkan anak berinteraksi dengan perangkat digital tanpa sensor karena tidak memiliki pengetahuan bahaya yang dapat menimpa anak mereka. Tak mau repot serta ingin kerewelan anak cepat selesai, juga merupakan kondisi yang sering dijumpai yang membuat orang tua memfasilitasi anaknya dengan perangkat digital yang sebetulnya belum dibutuhkan oleh anak. Bila anak rewel, orang tua segera menyodorkan handphone sehingga tangisan anak reda. Bila ibu pengen memasak, maka cukup dengan menyetelken televisi, anak-anak akan segera diam dan ibu bisa melanjutkan aktifitasnya. Padahal seharusnya orang tua harus lebih kreatif mencari alternatif yang lebih mendidik. Hal lain yang juga sering kita temui adalah ketidakmampuan orang tua untuk bersikap tegas dalam menolak permintaan anak. Anak perlu dimotivasi membedakan tentang apa yang menjadi kebutuhannya dan apa yang sebetulnya hanya keinginan. Bila anak sudah bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan, mereka akan lebih gampang diarahkan. Dan yang lebih penting juga adalah membangun komunikasi yang yang positif antara orang tua dan anak sehingga anak memiliki  pemahaman dan rasa tanggungjawab yang baik.
Waalaha’lam Bishshawab
Bogor, 1 Juli 2016  

Sabtu, 28 November 2015

Pubertas Pada Autisme



Pubertas pada Autisme

Seorang ibu terperangah saat anak laki-lakinya yang  menyandang autism dan baru puber mendesak ibunya untuk membelikan mesin pemotong rumput untuk memotong  kumisnya yang baru tumbuh. Setelah ibunya menyelidiki, ternyata sang anak dibully oleh teman-temannya. Semenjak dia mulai puber dan di atas bibirnya ditumbuhi kumis, teman-temannya mengatakan kumisnya yang baru tumbuh harus dipotong dengan mesin pemotong rumput. Anak tersebut menjadi tantrum dan marah mendesak ibunya untuk membeli mesin pemotong rumput seperti yang “dianjurkan” teman-temannya.