Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Sabtu, 02 Mei 2015

Parenting Pra-Nikah



 PARENTING “PRA NIKAH”
(Bag.1)

Awalnya saya berencana memberi  judul tulisan ini  “Pentingnya Pendidikan Parenting”.  Namun kok  judulnya “normatif”  banget!  Dan pastinya hanya akan menarik bagi mereka yang sudah memiliki anak. Untuk mensisatinya, dua kata di depannya saya buang dan saya tambahkan dengan kata “Pra nikah”. Dengan judul tersebut saya ingin menekankan pentingnya pengetahuan parenting dipahami  seseorang sebelum  memutuskan untuk menikah. Atau setidak-tidaknya bila pasangan sudah menikah, mereka mencoba memahami pentingnya “ilmu keorangtuaan” atau ilmu “Parenting” ini sebelum mereka benar-benar menjadi orang tua dan memiliki anak.
Dengan perubahan judul di atas, saya berharap semakin banyak orang yang tertarik mempelajari ilmu parenting sebelum mereka memasuki gerbang rumah tangga. Karena kalau sudah berumah tangga, waktu yang tersisa tinggal sedikit untuk  belajar. Karena pada awal kehidupan berumah tangga lebih disibukkan dengan “honey moon” serta kondisi penyesuaian diri dengan pasangan. Terkadang juga tiba-tiba kaget, “Lho kok sudah hamil aja ya!”. Sementara bekal ilmunya belum memadai. Semoga mereka yang sudah memiliki keinginan untuk menikah mulai berfikir serius tentang ilmu keorangtuaan ini.
Fase Perkembangan Anak
Fase perkembangan anak hingga dewasa mengalami beberapa tahap. Dalam pembahasan ini akan dibahas fase-fase yang akan berpengaruh terhadap perkembangan anak kelak ternyata sangat dipengaruhi oleh beberapa  kondisi  yang dimulai dari masa pra konsepsi (sebelum terjadi pembuahan), prenatal (sebelum kelahiran/hamil), natal (saat kelahiran), neonatal(sesaat setelah kelahiran dan beberapa hari sesudahnya) dan pasca natal (setelah kelahiran beberapa hari), fase kanak-kanak awal, fase kanak-kanak akhir serta masa remaja dan dewasa. Ketiadaan pengetahuan tentang saat-saat tersebut,  seringkali menyebabkan orang telah kehilangan momen yang sangat penting untuk menstimulus pendidian anak-anaknya sedini mungkin.. Ketiadaan pengetahuan tentang hal-hal yang terkait dengan hal di atas juga banyak menyebabkan terjadinya gangguan-gangguan setelah anak lahir yang tidak disadari  orang tua yang sering menyebabkan anak bertumbuh tidak normal akibat keterlambatan penanganan.
Kondisi Pra-konsepsi
Fase pra konsepsi adalah fase saat sebelum terjadi pembuahan. Dalam buku-buku psikologi perkembangan umumnya fase ini tidak dibahas. Tapi dalam pandangan Islam, ini adalah salah satu fase yang sangat penting yang nantinya akan mempengaruhi perkembangan seorang anak.
 Fase ini merupakan fase yang cukup panjang,  tergantung dari sudut pandang kita melihatnya. Agar tidak terlalu panjang, saya akan coba memulai membahas fase ini mulai dari saat seseorang mulai mencari pasangan untuk menikah.
Di dalam Islam ada tuntunan bagaimana seseorang memilih pasangan. Ada empat poin yang bisa dijadikan patokan, agama, keturunan, kecantikan dan harta. Buya Hamka dalam buku “Martabat dan Mur’uah Buya Hamka”, yang ditulis anaknya Rusydi Hamka disebutkan mempunyai cara menarik dalam memberikan poin terhadap empat hal di atas. Buya memberikan poin satu (1) hanya untuk agama, sementara poin yang lain deberi nilai nol (0). Seberapapun besarnya nilai harta, kecantikan dan keturunan,  di mata Buya totalnya tetap akan bernilai “nol”  bila poin agama tidak terpenuhi.
Hal penting juga yang dituntunkan agama dalam memilih pasangan adalah “sekufu”. Dalam hal ini terutama adalah kesamaan visi dan misi dalam membangun lembaga yang disebut keluarga. Keikhlasan menerima perbedaan adalah kunci penting untuk bisa menjaga keharmonisan hubungan suami istri. Jangan terlalu menuntut “kesempurnaan” pasangan, karena kita sendiri juga dipenuhi oleh banyak kekurangan. “Syukuri kelebihan pasangan, perbaiki kekurangan kita  merupakan cara menuntun hati untuk ikhlas. Keharmonisan hubungan suami istri yang terjalin akan sangat membantu seseorang untuk mulai melangkah menjadi orang tua yang sukses.
Di dalam buku-buku psikologi perkembangan yang ditulis oleh ahli-ahli psikologi barat, seperti J.W. Santrock dan Elizabeth Hurlock , nyaris tidak ditemukan pembahasan mengenai periode pra konsepsi ini. Pada umumnya pembahasan mereka dimulai dari periode saat telah terjadi pembuahan dimana sel sperma telah berhasil membuahi sel telur. Dan tidak akan kita temukan pembahasan tentang bagaimana adabnya agar pembuahan berlangsung secara lebih baik.
Dalam tuntunan Islam, selain bagaimana memilih pasangan hidup, Islam juga mengajarkan  bagaimana etikanya saat akan melakukan hubungan suami istri; yang diawali dengan doa (buat yang sudah serius berminat untuk menikah, bolehlah doanya mulai dari sekarang dihafalkan… akan mempercepat datangnya jodoh.. Insyaallah!!!). Doanya apa serta etika lainnya bagaimana...? Liat buku Fiqh atau tanya mbah google.
Periode Prenatal


Saat telah terjadi kehamilan maka dimulailah fase prenatal yang rata-rata belangsung selama 9 bulan 10 hari. Bebrapa factor yang perlu dperhatikan dalam fase ini adalah kondisi psikologis, nutrisi dan sikap spiritual orang tua.
Asupan gizi yang dikonsumsi ibu selama fase kehamilannya akan sangat berpengaruh terhadap kondisi janin yang dikandungnya.  Kondisi gizi buruk pada ibu hamil dapat berakibat
(1). Bayi lahir dengan berat badan rendah serta janin tidak memiliki kekebalan tubuh yang baik sehingga rawan dengan serangan penyakit.
(2). Memiliki risiko IQ rendah, asupan gizi yang buruk tidak hanya berpengaruh pada janin selama di dalam. rahim saja. Tetapi Buruknya asupan gizi akan berdampak pada perkembangan janin selama hidupnya. Hal inilah yang membahayakan perkembangan kemampuan kognitif anak sehingga menurunkan IQ-nya.
(3). Keterlambatan pertumbuhan. Ibu hamil yang kurang mengonsumsi makanan bergizi tentu berisiko menyebabkan keterlambatan pertumbuhan anak. Selain itu, anak bisa jadi terancam penglihtan buruk, kesulitan belajar, dan rentan terhadap berbagai serangan penyakit.
(4)Kurangnya asupan gizi juga menyebabkan ibu hamil terserang anemia yang meningkatkan risiko kematian ibu dan bayi saat proses persalinan. Bahkan, janin bisa saja meninggal di dalam kandungan karena kurangnya asupan oksigen dalam tubuhnya.
Saat awal kehamilan, terutama pada trimester pertama, terjadi perubahan besar dalam tubuh seorang wanita. Kondisi kehadiran janin di dalam rahim seperti parasit di dalam tubuh. Ia akan mengambil asupan dari cadangan lemak yang ada di dalam tubuh ibu.  Bila cadangan lemak berkurang, terjadi mual dan muntah secara berlebihan, yang terkadang juga diserta dengan menurunnya nafsu makan.   Kondisi tersebut jangan sampai dibiarkan berlarut-larut karena akan merugikan bayi yang dikandungnya. Beberapa hal  yang bisa dilakukan ibu adalah : lakukan istirahat yang cukup serta kurangi stress yang berlebihan, mengkonsumsi gizi seimbang dan memperbanyak  makan buah dan jus, mengatur pola makan, minum susu hamil, melakukan terapi  aroma dan meminum air jahe biasanya mampu membantu menurunkan gejala mual dan muntah.
Pertumbuhan bayi di dalam rahim ibu mengalami pertumbuhan yang luar biasa cepat. Selama Sembilan bulan di dalam rahim, individu kecil yang tumbuh dari gabungan sel telur berukuran 0,2 mm dan sel sperma berukuran 0,005 mm yang tampak dari mikroskop menjadi bayi yang rata-rata panjangnya 20 inchi dan beratnya 7 pon. Diperkirakan berat bayi selama Sembilan bulan bertambah sebelas juta kali. Dari sebuah sel berbentuk bulat, berkembanglah setiap anggota tubuh manusia yang secara kasat mata dapat dilihat seperti tangan, kaki, telinga, mata, hidung dll, maupun organ dalam seperti jantung, paru-paru, organ pencernaan serta tulang, rangka tubuh dll. Sebuah keajaiban yang luar biasa.
Bahaya Fisik dan psikologis
Selama masa kehamilan ada beberapa bahaya yang perlu diwaspadai baik bahaya fisik maupun bahaya psikologis. Bahaya fisik lebih banyak mendapat perhatian ilmiah karena lebih mudah dikenali. Beberapa di antaranya :
(1) Kondisi malnutrisi ibu, dapat merusak perkembangan normal, terutama perkembangan otak janin.
(2) jenis pekerjaan ibu yang bekerja di tempat yang banyak bahan kimia seperti rumah sakit, salon kecantikan dan pabrik, berpotensi mengakibatkan terjadinya kerusakan pada janin dan kerusakan genetic,
 (3) penyakit berbahaya pada ibu hamil seperti  Torch (Singkatan dari Toxoplasma, rubella, Cytomegalo serta Herpes. Keempat macam penyakit infeksi ini sangat berbahaya bila diderita oleh ibu hamil, karena selain dapat menyebabkan keguguran, juga dapat menyebabkan kelainan pada janin, kerusakan mata dan telinga, kerusakan jantung, gangguan pertumbuhan, serta gangguan sistem syaraf pusat. Beberapa gangguan pertumbuhan dan perkembangan terkadang tidak dapat dilacak dokter sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun setelah kelahiran. Epilepsi, serebral palsi, keterbelakangan mental, mungkin tidak tampak pada masa bayi, bahkan sampai masa kanak-kanak,
(4) Usia ibu; merupakan kondisi yang memperbesar kemungkinan terjadinya bahaya fisik selama masa prenatal. Sebabnya adalah bahwa menjelang menopause wanita sering mengalami gangguan endokrin yang memperlambat perkembangan embrio dan janin,meninmbulkan ketidak teraturan perkembangan seperti crenitisme, down syindrom, hydrocepallus, yang semuanya mencakup cacat fisik dan mental.
Beberapa jenis penyakit lain  yang juga diakibatkan ketidakteraturan perkembangan serta akibat adanya cacat di otak yang semakin banyak terdapat di masyarakat dewasa ini seperti autisme dengan berbagai macam spektrumnya yang luas, serta juga banyak terdapat anak yang mengalami gangguan konsentrasi seperti ADHD atau yang sering disebut hyperaktif.
Selain bahaya fisik, bahaya psikologi selama masa prenatal juga perlu mendapatkan perhatian. Beberapa sikap kurang  menyenangkan yang umum kepada anak yang belum lahir  yang dapat mengganggu perkembangan anak selama masa kehamilan bahkan bisa berlanjut sampai anak dilahirkan adalah :
(1) Anak yang tidak diinginkan. Sering terjadi orang tua tidak menginginkan kehamilan karena mengganggu karier dan pekerjaannya, alasan ekonomi, merasa terlalu muda dan terlalu cepat hamil, telah memiliki banyak anak, jaraj anak terlalu dekat, tekanan keluarga besar  dll.
(2). Lebih menyukai anak dengan jenis kelamin tertentu. Seringkali jenis kelamin tertentu sangat diharapkan dan menolak atau kurang menerima jenis kelamin lainnya,
(3). Menginginkan pengguguran/aborsi. Karena kehamilan yang tidak tidak diharapkan apapun alasannya,  terkadang suami atau istri menginginkan pengguguran/aborsi. Bila tindakan pengguguran ini berhasil, seringkali menimbulkan rasa bersalah dan sikap kurang menyenangkan ini dilontarkan pada anak yang lahir sesudahnya. Bila pengguguran/aborsi tidah berhasil, seringkali ungkapan rasa bersalahg dengan cara melindungi dan memanjakan anak yang dengan sangat berlebihan ataupun sebaliknya.
Akibat adanya tekanan psikologis pada masa prenatal ini akan menyebabkan anak merasa tidak dicintai dan ditolak. Anak menunjukkan perkembangan fisik di bawah rata-rata, hiperaktifitas, keterlambatan dalam perkembangan motorik dan bicara dan mengalami kesulitan belajar. Semua ini nantinya akan mengakibatkan penyesuaian diri secara pribadi dan sosial yang buruk.
(Bersambung)
(Disarikan dari berbagai sumber)