Oleh : Irna Syahrial
Mahasiswa Pasca Sarjana - S2 PAUD UNJ
Perubahan
atau revisi kurikulum merupakan sebuah kewajaran untuk menyikapi perkembangan
dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan revisi kurikulum ini
dharapkan peserta didik akan mampu mendapatkan pengetahuan yang selaras dengan
perkembangan ilmu dan teknologi. Semenjak kemerdekaan telah terjadi sepuluh
kali perubahan kurikulum.
Kurikulum pertama adalah kurikulum Rentjana peladjaran 1947 ( baru dilaksanakan pada tahun 1950) dan terakhir Kurikulum 2013 yang sampai saat ini masih membutuhkan banyak pembenahan agar dapat diimplementasikan secara menyeluruh.
Kurikulum pertama adalah kurikulum Rentjana peladjaran 1947 ( baru dilaksanakan pada tahun 1950) dan terakhir Kurikulum 2013 yang sampai saat ini masih membutuhkan banyak pembenahan agar dapat diimplementasikan secara menyeluruh.
Seberapapun
kurikulum dirubah dan direvisi dengan pembelajaran yang lebih berorientasi pada
peserta didik,, namun dari kenyataan di lapangan terlihat pendekatan
pembelajaran masih tidak beranjak dari pengajaran konvensional, dimana guru
masih mendominasi (teacher center). Dalam konten pengajaranpun masih lebih
berorientasi pada transfer of knowledge bukan pembentukan karakter seperti yang
diharapkan dalam Kurikulum 2013. Dimana letak kesalahannya, apakah kurikulum
yang digunakan kurang bagus ataukah ada sebab lain?
Pelatihan guru yang memadai
Sampai
saat ini, menurut Prof. Tilaar, Guru besar UNJ, perubahan kurikulum masih pada
tataran mengutak-atik mata pelajaran yang diistilahkan dengan lapangan pacu,
belum menyentuh pada proses belajar mengajar yang menekankan pada peserta didik
yang aktif dibawah bimbingan seorang guru yang kreatif yang diistilahkan
sebagai kuda dan jokinya.
Selanjutnya silakan unduh di sini
0 komentar:
Posting Komentar