Israel Daniel
21.53
galerikaryaflp
Cerpen Irna Syahrial (Republika, 3 Juni 2012)
POPOR senapanku
terangkat. Mataku beradu dengan mata wajah polos di hadapanku. Rasa
benci tiba-tiba menjalari hatiku membalas tatapan kebencian bocah
delapan tahunan, yang mengacungkan batu sekepalan tangan ditujukan
kepadaku.
“Dia
musuh masa depanmu, merampas tanah yang seharusnya hanya milikmu.”
Suara Rabbi Shahak seolah-olah berdesis di telingaku. “Antisemit dan
primitif,” lanjutnya berulang-ulang, hampir setiap hari sambil
memperagakan gerakan mencium Tembok Ratapan. Mungkin saat itu aku baru
lima tahunan.